Hal salah kaprah terhadap hewan buas juga muncul dalam beberapa bentuk, seperti kesalahpahaman tentang kebiasaan hewan sampai kesalahpahaman tentang habitat hewan. Nah, supaya kamu tidak terpengaruh oleh hal-hal salah kaprah tersebut maka kali ini kita akan membahas beberapa di antaranya!SahabatQQ
1. Hewan buas selalu haus akan darah
Sejatinya hewan buas sama seperti manusia, yaitu mereka hanya akan makan saat lapar. Mereka sama sekali tidak haus darah, tidak akan membunuh tanpa alasan, dan tidak membunuh untuk bersenang-senang, jelas Ranker. Sebenarnya memang ada hewan yang membunuh untuk bersenang-senang, namun hal tersebut jarang terjadi dan hanya dilakukan oleh beberapa hewan, seperti gajah, singa, kucing, lumba-lumba, macan tutul, dan manusia. Kegiatan membunuh untuk bersenang-senang sendiri disebut sebagai surpluss killing.
Surpluss killing hanya dilakukan dalam keadaan tertentu dan tak akan selalu dilakukan. Sebagai contoh, kucing hanya akan melakukan surpluss killing pada mangsa atau hewan yang berukuran lebih kecil dari dirinya. Tak hanya itu, hewan yang dibunuh dalam kegiatan surpluss killing tak jarang juga dimakan. Jadi dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hewan buas bukanlah monster haus darah yang akan membunuh setiap saat. Mereka hanya membunuh untuk makan dan hanya melakukan surpluss killing pada keadaan-keadaan tertentu.
2. Hewan buas hanya bisa ditemukan di hutan atau alam liar
Jika kamu pikir hewan buas hanya bisa ditemukan di hutan belantara atau di daerah yang jarang dijamah manusia maka kamu salah besar. Sebaliknya, beberapa hewan buas justru sering terlihat di area pemukiman seperti perumahan, pinggir jalan, taman, sampai selokan. Tak hanya itu, bahkan beberapa hewan buas juga menetap di daerah padat penduduk. Sebenarnya hal tersebut tidak mengherankan mengingat daerah padat penduduk justru menyediakan makanan, perlindungan, tempat tinggal, dan tempat reproduksi yang ideal.
Dilansir Animalia, beberapa hewan buas yang sering terlihat di daerah padat penduduk adalah ular, burung predator, biawak air, dan beruang amerika. Sebagai contoh, Ahaetulla prasina (ular pucuk) sangat mudah ditemukan di taman dan pepohonan. Di sisi lain, Varanus salvator (biawak air asia) juga kerap dijumpai di kolam, selokan, sampai sampai saluran air. Tak hanya itu, hewan raksasa seperti Ursus americanus (beruang amerika) juga sering terlihat menyeberang jalan raya.
3. Semua hewan buas yang berbisa mampu membunuh manusia
Banyak orang yang menganggap kalau semua hewan berbisa merupakan hewan berbahaya yang sanggup membunuh manusia. Hewan berbisa memang bisa membunuh, namun tidak semua hewan berbisa bisa melakukannya. Faktanya, hewan berbisa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu berbisa lemah, berbisa menengah, dan berbisa tinggi. Nah, dari tiga kategori itu hanya hewan berbisa tinggi yang sanggup membunuh manusia. Sementara itu gigitan atau sengatan hewan berbisa lemah dan menengah hanya mampu menyebabkan gejala ringan, seperti bengkak, kebas, gatal, atau demam.
Beberapa contoh hewan berbisa tinggi adalah Bungarus fasciatus (ular welang) dan Naja sputatrix (kobra jawa). Di lain sisi, contoh hewan berbisa lemah adalah Ahaetulla prasina (ular pucuk). Sementara itu, Boiga melanota (ular cincin emas) dan Heterometrus spinifer (kalajengking hutan asia) merupakan dua contoh hewan berbisa menengah, jelas iNaturalist dan Hong Kong Snake ID.
4. Hewan buas akan selalu menyerang manusia
Serangan hewan buas terhadap manusia memang kerap terjadi, namun sebenarnya hewan buas tidak selalu menyerang manusia. Secara naluriah hewan buas justru takut akan kehadiran manusia dan sebisa mungkin akan menghindari manusia, jelas American Scientist. Saat hewan buas bertemu manusia mereka akan mundur, kabur, lari, dan pergi mencari tempat yang aman. Namun walau begitu dalam beberapa kesempatan mereka juga tak takut untuk menyerang manusia.
Terdapat tiga hal utama mengapa hewan buas menyerang manusia. Pertama, mereka lapar dan melihat manusia sebagai makanan. Biasanya hal ini kerap terjadi pada ikan hiu atau ular sanca kembang. Kedua, hewan buas penasaran dengan manusia dan akhirnya menyerang. Terakhir, hewan buas merasa terusik, terancam, dan terganggu oleh manusia. Karenanya mereka secara alami akan mempertahankan diri dengan cara menggigit, mencakar, mematuk, atau melilit. Oleh sebab itu, jika kamu tak ingin diserang hewan buas maka kamu tak boleh mengganggu atau masuk ke habitat mereka.
5. Semua hewan buas berbahaya dan tidak punya manfaat apapun
Hewan buas memang bisa menyerang, menyebarkan penyakit, atau merusak kebun para petani. Namun jika diulik sebenarnya tidak semua hewan buas merugikan, berbahaya, dan memberikan nampak negatif bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, ada banyak hewan buas yang sama sekali tidak berbahaya, khususnya hewan buas berukuran kecil seperti burung atau kucing hutan. Tak hanya itu, beberapa hewan buas juga punya peran dan manfaat bagi alam dan manusia, lho.DominoQQ
Pertama, beberapa spesies elang seperti Spiloronis cheela (elang ular bido) berperan sebagai pengendali populasi ular. Karena hal tersebut secara tidak langsung ia melindungi manusia dari serangan ular berbisa. Tak mau kalah, V. salvator (biawak air asia) dan Ptyas korros (ular koros) juga punya peran sebagai pemakan bangkai dan pengontrol populasi tikus. Karenanya mereka membantu membasmi hama dan bisa jadi pembersih alami di alam. Tak hanya itu, Panthera tigris (harimau) juga punya peran penting, yaitu sebagai penyeimbang ekosistem, terang berbagai sumber.
Anggapan dan stigma yang tersebar mengenai hewan buas tidak semuanya benar. Malah, kebanyakan stigma dan anggapan yang ada hanya sebatas bualan dan hal salah kaprah. Sayangnya hal salah kaprah dan stigma negatif tentang hewan buas masih saja dipercaya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa mengancam eksistensi hewan buas dan bisa memengaruhi kehidupan manusia secara luas. Nah, karena itu kamu tak boleh langsung percaya akan hal salah kaprah tentang hewan buas. Kamu harus mencari kebenaran, fakta, dan buktinya terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment