Akan tetapi, tidak jarang ditemukan ibu hamil yang terinfeksi penyakit meskipun sudah berusaha menjaga kesehatan. Artikel ini akan dibahas mengenai jenis infeksi yang berisiko menyerang ibu hamil dan janinnya. Demi melahirkan bayi yang sehat pun dengan ibunya, yuk, simak penjelasan di bawah ini agar lebih mawas diri!SahabatQQ
1. Infeksi herpes simpleks genital
Penyebab utama dari infeksi herpes simpleks genital adalah virus herpes simpleks tipe 2 dan tipe 1. Virus tersebut menyebabkan herpes genital melalui kontak seksual melalui orogenital. Virus ini menyebabkan munculnya vesikel berkelompok yang berisi cairan pada area genital, anus, dan sekitarnya.
Pada ibu hamil infeksi ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan janin, terutama pada trimester pertama dan kedua yang bisa menyebabkan keguguran, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin. Virus ini bekerja menular melalui kontak langsung kulit ke kulit, termasuk hubungan seksual dan kontak dengan lesi aktif. Sementara itu penularan ke bayi dapat terjadi saat proses persalinan normal melalui jalan lahir yang terinfeksi virus.
2. Monilial vulvovaginitis
Monilial vulvovaginitis paling sering dijumpai pada ibu hamil, infeksi jamur vagina ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida albicans di area vagina. Penyebabnya bisa berupa kondisi vagina yang cenderung lembap, peningkatan kadar hormon estrogen, dan perubahan keseimbangan flora yang menguntungkan pertumbuhan jamur.
Ibu hamil yang sudah terinfeksi akan menunjukkan gejalanya seperti gatal di areva vagina, keputihan dengan tekstur kental seperti keju, nyeri di area vagina, terdapat kemerahan atau iritasi di sekitar vagina, dan rasa tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan badan.
Infeksi ini tidak terlalu membahayakan bagi janin. Akan tetapi, tentunya menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil. Jika dibiarkan begitu saja akibatnya kondisi vagina bisa lebih buruk.
3. Trikomonal vaginitis
Infeksi menular yang satu ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Beberapa gejala yang ibu hamil rasakan tatkala terinfeksi seperti bau amis pada vagina, keputihan dan gatal yang parah, rasa nyeri saat buang air kecil atau berhubungan badan, nyeri perut bagian bawah, dan iritasi pada vagina.
Jika tidak segera diobati tentu bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kelahiran bayi prematur, ketuban pecah dini, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan risiko bayi terinfeksi meningkat. Parasit Trichomonas vaginalis bekerja untuk melemahkan membran selaput ketuban, sehingga ketuban rawan pecah.
Ibu hamil yang sudah terlanjur terinfeksi akan mendapat penangan khusus dari dokter. Dokter akan memberikan antibiotik seperti metronidazole atau tinidazole, penggunaan obat-obatan tersebut harus dalam pengawasan dan anjuran dokter.
4. Gonore
Gonore atau kencing nanah juga dapat menyerang ibu hamil. Infeksi ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri tersebut mampu menyerbar ke bagian tubuh yang lain melalui aliran darah.
Gonore termasuk penyakit menular seksual dan seseorang yang tinggi resiko terjangkit penyakit ini adalah yang sering bergonta-ganti pasangan. Gejala umum yang dirasakan adalah keluarnya cairan kuning kental yang disertai peradangan pada muara saluran kencing dan gangguan siklus menstruasi. Namun, kebanyakan perempuan yang sudah terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Infeksi gonore yang tidak segera diobati bisa menyebabkan keguguran dan lahirnya bayi prematur. Bahkan gonore bisa ditularkan dari ibu ke bayi yang baru lahir selama persalinan normal, risiko yang bisa saja terjadi adalah infeksi mata parah. Gonore bisa dicegah hanya dengan dua cara, yaitu dengan tidak bergonta-ganti pasangan atau monogami dan menghindari hubungan seksual bebas.
5. Sifilis
Penyakit sifilis turut menghantui kesehatan ibu hamil dan janinnya. Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai raja singa. Bahayanya lagi penyakit ini tidak menimbulkan gejala, penyakit baru bisa diketahui setelah pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan kehamilan rutin.DominoQQSeseorang yang terkena sifilis tidak hanya berdampak pada kesehatan ibunya saja, tetapi juga memengaruhi kesehatan janin karena ibu hamil yang terinfeksi sifilis dapat menularkan penyakit tersebut ke janinnya melalui plasenta. Terlebih jika penyakit ini tidak segera mendapat perawatan dan memasuki usia kehamilan 14--27 minggu.
Sifilis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenital. Bukan sekadar infeksi biasa, virus sifilis dapat mengancam nyawa karena menyerang beberapa orang tubuh seperti otak dan tulang, bahkan di beberapa kejadian sifilis dapat menggugurkan kandungan.
Demikianlah informasi seputar infeksi yang berpotensi menyerang ibu hamil. Menjaga kesehatan kehamilan bukan hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi juga calon ayah dan keluarga yang memberi dukungan. Kesehatan ibu adalah investasi utama untuk melahirkan anak-anak yang sehat.
No comments:
Post a Comment