Rekomendasi Kuliner Sulawesi Utara

Info Lengkap, Rekomendasi Kuliner Sulawesi Utara. Makanan khas Sulawesi Utara banyak ragamnya. Di balik destinasi serta pemandangan lautan yang indah, Sulawesi Utara juga menyimpan aneka ragam kuliner khas yang terkenal. DominoQQ

Makanan asli Sulawesi Utara ini pun tidak hanya beragam, tetapi juga memiliki cita rasa yang unik, sehingga  sangat sayang dilewatkan begitu saja. 

Bila Anda mempunyai darah Sulawesi Utara atau pernah berkesempatan datang ke kota-kota populer di sana seperti Mando, Bitung, hingga Tomohon, Anda pasti sudah tidak asing dengan makanan-makanan khasnya. Lantas, apa saja sih kuliner khas Sulawesi Utara? 

1. Bubur Manado

Makanan khas Sulawesi Utara urutan pertama ada bubur Manado atau terkenal juga dengan nama Tinutuan. Sesuai namanya, kuliner ini berasal dari Kota Manado. Bubur Manado merupakan bubur yang mengandung campuran berbagai macam sayuran seperti labu kuning, bayam, kangkung, singkong, daun gedi, kemangi, dan jagung.

Berbeda dengan bubur ayam yang terkenal di sejumlah kota Tanah Air, bubur Manado ini biasanya tidak mengandung daging-dagingan. Kuliner asli Sulawesi Utara ini juga biasanya disajikan untuk sarapan di pagi hari. Domino99

2. Mi Cakalang

Makanan khas Sulawesi Utara di urutan berikutnya adalah mi cakalang. Sesuai namanya, hidangan ini merupakan mi kuah yang dicampur dengan ikan cakalang. Mi kuah ini terkenal dengan rasa dan aroma dari ikan cakalang tersebut. Sama halnya dengan bubur Manado, mi cakalang juga mudah ditemukan di Kota Manado.

Selain mi kuning dan ikan cakalang, bahan-bahan hidangan ini di antaranya caisim, kubis, cabai, daun bawang, bawang merah dan bawang putih. Bagi Anda yang suka seafood dan mi, mi cakalang ini adalah hidangan yang sempurna. PkvSlot

3. Cakalang Fufu

Berikutnya ada cakalang fufu. Sama halnya dengan mi cakalang, makanan khas Sultra ini juga terbuat dari ikan cakalang. Bedanya, cakalang fufu merupakan hidangan ikan cakalang olahan yang dibumbui, diasap dan dijepit dengan kerangka bambu. Makanan ini merupakan hidangan khas Minahasa, Sulawesi Utara.

Proses pembuatannya pun terbilang cukup lama. Sebab, ikan cakalang yang sudah dibersihkan, dibelah dua dan dijepit oleh kerangka penjepit bambu ini harus melalui proses pengasapan dengan panas api dan asap selama 4 jam, kemudian pendinginan selama 2 jam. RtpSlot

Biasanya, cakalang fufu disajikan bersama nasi dan dabu-dabu, sambal Minahasa. Hidangan ini juga dapat dikonsumsi sendiri atau disuwir serta dicampurkan dengan hidangan seperti selada kentang, mi cakalang, atau dimasak rica-rica dengan cabai.

4. Dabu-dabu

Belum sah rasanya jika Anda ke Sulawesi Utara tanpa mencicipi dabu-dabu. Makanan khas Sulawesi Utara ini berupa sambal yang rasanya sangat pedas. Bila Anda pencinta pedas, pasti Anda akan menyukai dabu-dabu ini. 

Biasanya, dabu-dabu disajikan sebagai bahan penyedap atau pelengkap untuk hidangan utama seperti ikan bakar. Anda juga bisa mengonsumsi dabu-dabu bersama makanan khas Sulawesi Utara lainnya seperti cakalang fufu.

5. Nasi Jaha

Makanan khas Sulawesi Utara berikutnya adalah nasi jaha. Nasi jaha atau nasi jahe adalah sebuah hidangan berbahan dasar nasi. Hidangan yang satu ini memiliki kemiripan dengan lemang, kuliner khas Sumatra, yang dibuat dengan cara memasukkan seluruh bahan ke dalam batang bambu yang dibakar dalam bara api.

Perbedaan lemang dan nasi jaha adalah nasi jaha memiliki citarasa jahe yang khas. Secara tradisi, makanan ini dihidangkan dalam acara-acara tertentu seperti pesta hingga syukuran.  Rtp

6. Brenebon

Makanan khas Sultra di urutan terakhir ada brenebon. Ini merupakan masakan sup kacang merah yang ditemukan di khazanah masakan Minahasa. Hidangan ini dibuat dari kacang merah dan sayuran yang disajikan dalam kuah kaldu daging, dengan campuran bumbu sup pada umumnya seperti bawang putih, merica dan bumbu-bumbu lain.

Diketahui, makanan ini mendapatkan pengaruh dari masakan Belanda. Sebab, nama ‘brenebon’ ini adalah cara penyebutan Manado dari Bahasa Belanda, yaitu bruine bonen. Bruine memiliki arti warna coklat, kemudian bonen memiliki arti ‘kacang’.